Advertisemen
"Makassar adalah salah satu kota di Indonesia yang tingkat toleransinya tinggi, meskipun masyarakatnya sangat heterogen," ujar Deng Ical -- sapaan akrab Syamsu Rizal di Makassar, Kamis.
Saat membuka sosialisasi Rekonsiliasi Konflik Bagi Tokoh Agama tingkat Makassar, dirinya berharap agar peran dari para tokoh-tokoh dalam masyarakat ditingkatkan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik.
Kegiatan yang diselenggarkan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Makassar ini melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama se-Kota Makassar sebagai tindak lanjut pelaksanaan Undang Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang penanganan konflik sosial.
Dalam sambutannya, Deng Ical mengatakan bahwa Kota Makassar salah satu kota yang rentan terjadinya konflik sosial.
Hal itu karena menurutnya, semua variabel yang bisa menimbulkan terjadinya konfilk sosial ada di Kota Makassar.
"Biasa pemicunya karena persoalan perbedaan presepsi dan kepentingan sehingga menyebabkan terjadi konflik sosial antara warga," katanya.
Apalagi kata dia, di Makassar ini merupakan titik pertemuan dari berbagai macam unsur mulai dari agama, etnis, adat dan budaya.
Belum lagi, ditambah dengan lingkungan strategisnya di kota Makassar yang begitu mendukung, sehingga ini sangat memungkinkan terjadinya perbedaan-perbedaan yang bisa berakibat pada konflik sosial.
"Hal ini yang mesti kita minimalisir mulai dari sekarang demi mencegah terjadinya konflik sosial antara kelompok yang bisa menganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam beraktivitas," jelasnya.
Oleh karena itu, Deng Ical berharap melalui sosialiasi ini semua tokoh masyarakat, agama dan pemuda dapat mengambil peran dalam mencegah terjadinya konflik sosial dilingkungan masing-masing.
"Karena peran tokoh-tokoh masyarakat itu sangat berpengaruh besar di dalam kehidupan bermasyarakat, karena mereka adalah extension of the hand perpanjangan tangan dari masyarakat dalam menjaga keamanan dan kenyamanan di Kota Makassar," ucapnya.
"Jadi kalau ada yang bilang ketua RT, RW dan tokoh masyarakat itu tidak ada kontribusinya itu tidak benar," ujarnya.
Kasubid Pengawasan Konflik Sosial, Zainal Arifin berharap melalui kegiatan ini dapat memberi langkah-langkah yang tepat bagi masyarakat untuk turut berperan mencegah adanya pengaruh-pengaruh yang bisa menimbulkan suatu gesekan ditengah masyarakat lainnya.
"Karena tidak semata hanya pemerintah dan aparat keamanan saja yang menanganinya, tapi juga tokoh-tokoh masyarakat yang diharapkan menjadi terdepan dalam menjaga keharmonisan dilingkungan dan wilayahnya semua," harapanya.
Advertisemen